Pada masa kolonial Hindia-Belanda, kereta api dan trem menjadi tulang punggung utama transportasi di Pulau Jawa. Perusahaan-perusahaan kereta api seperti SS (Staatsspoorwegen) yang dimiliki negara dan NIS (Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij) yang swasta, berlomba-lomba meningkatkan pelayanan dan kecepatan transportasi mereka.
1. Staatspoorwegen
Lokomotif SS1000(C53) tahun 1937 (Source: KITLV) |
Sejak tahun 1911 hingga 1914, SS mengimpor lokomotif seri SS377-386 dan SS711-716 dari Jerman dan Swiss. Lokomotif-lokomotif ini, dengan konfigurasi roda 4-6-2 yang dikenal sebagai pacific, mampu mencapai kecepatan hingga 80 km/jam. Namun, dalam uji coba kecepatan, sebuah lokomotif C50 berhasil mencapai rekor dunia untuk sepur sempit 1067 mm dengan kecepatan mencapai 127 km/jam, sebuah pencapaian luar biasa.
Lokomotif uap C28 tahun 1960an (source: Indra Krishnamurti) |
Tak puas dengan prestasi tersebut, SS memesan lagi lokomotif uap C53 dari Werkspoor pada tahun 1920, dengan harapan mencapai kecepatan 120 km/jam. Namun, desain yang kurang sempurna menyebabkan goncangan pada kecepatan 90 km/jam. Meski demikian, SS tetap bangga dengan C53, terutama saat memimpin kereta api Eendagsche Expres dan Nacht Expres (Soerabaja-Batavia), yang menjadi kebanggaan perusahaan.
2. Netherlands Indische Spoorwegen
Sementara itu, NIS juga merasa perlu memperkuat armada lokomotifnya untuk bersaing dengan SS di lintas Djogja-Solo. Meskipun rencana mereka untuk memesan lokomotif streamline dari Werkspoor pada tahun 1930 terhenti karena perang dunia II, NIS sudah memiliki lokomotif cepat seperti seri NIS370 (DKA seri C51) sebelumnya.
3. Semarang Cheribon Stoomtram
Tidak hanya kereta api, trem juga mengalami kemajuan. SCS (Semarang-Cheribon Stoomtram Maatschappij), awalnya hanya melayani jalur trem potensial angkutan gula di sepanjang Semarang hingga Cheribon. Namun, upaya mereka untuk meningkatkan kecepatan jalur trem dengan memesan lokomotif cepat seri SCS200 (C54) pada tahun 1920an membantu mereka bersaing dalam layanan penumpang dan barang.