Tentang penamaan pada Kereta api, mungkin penasaran dengan beragam nama yang diberikannya. Mengapa ada Argo Semeru, Bogowonto, atau bahkan Kamandaka? Ada alasan dan makna di balik setiap penamaan tersebut, yang tidak hanya mencerminkan asal geografis, tetapi juga nilai sejarah serta kebudayaan lokal yang melimpah.
1. Berdasarkan Nama Gunung
Gunung Lawu yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur |
2. Berdasarkan Nama Sungai
Sungai Serayu yang terletak di Kecamatan Banyumas |
Selain gunung, nama kereta api juga sering kali diambil dari nama sungai terkenal di Indonesia. Contohnya adalah KA Serayu, yang mengambil nama dari Sungai Serayu. Ini menunjukkan hubungan erat antara transportasi kereta api dengan lingkungan alam di sekitarnya.
3. Berdasarkan Nama Hewan Mitologi
Adegan kematian Parikesit oleh Naga Taksaka sebagaimana tertulis dalam Mahabharata |
Tidak hanya unsur alam, beberapa kereta juga dinamai berdasarkan hewan mitologi, seperti KA Sancaka atau mungkin KA Taksaka yang merujuk pada sosok seekor naga menurut cerita Mahabharata yang berwatak baik dan pengayom. Bahkan, banyak dari penamaan hewan ini menggunakan bahasa kuno, menambah nuansa kekayaan budaya nusantara dalam transportasi kereta api.
4. Diambil dari Sejarah Daerah yang Dilewati
Legenda Banyuwangi dari Sritanjung-Sidapaksa Foto: Ardian Fanani |
Sejarah lokal juga memberikan inspirasi bagi penamaan kereta api di Indonesia. Contohnya adalah KA Sritanjung, yang mengambil nama dari legenda masyarakat Banyuwangi, atau KA Tawangalun, yang terinspirasi dari cerita rakyat setempat. Ini menunjukkan bagaimana kereta api tidak hanya sebagai sarana transportasi modern, tetapi juga sebagai pembawa warisan budaya dan sejarah.
5. Berdasarkan Tokoh Populer dari Masa Lalu
Raden Kamandaka Merupakan Cerita Rakyat Dari Daerah Banyumas, Jawa Tengah |
Beberapa kereta api di Indonesia juga mengambil nama dari tokoh-tokoh populer dari masa lampau. KA Kalijaga, KA Kamandaka, atau KA Jaka Tingkir adalah contoh bagaimana kereta ini menghormati tokoh-tokoh bersejarah dengan mengenang kisahnya pada masa lampau.
6. Berdasarkan Gabungan Kata
Kutojaya, nama yang awalnya diambil dari Kutoarjo Jakarta Raya |
Terkadang, nama kereta api dibentuk dari gabungan kata yang merepresentasikan rute atau wilayah yang dilaluinya. Contohnya adalah kereta Matarmaja, yang menggabungkan beberapa nama kota seperti Malang, Blitar, Madiun, dan Jakarta. Ini memudahkan penumpang untuk mengidentifikasi rute kereta api yang mereka pilih.
Dengan demikian, dibalik setiap nama kereta api di Indonesia terdapat cerita dan makna yang terkandung dan lebih dari sekadar identifikasi. Mulai dari gunung hingga sungai, dari legenda hingga tokoh sejarah, penamaan kereta api menjadi refleksi dari kekayaan budaya, sejarah, dan geografi Nusantara yang sangat beragam.