Lokomotif Gagah era PNKA BB201

Sedang Trending

Lokomotif Gagah era PNKA BB201

Pernahkah Anda mendengar tentang lokomotif BB201? Ini adalah salah satu lokomotif diesel elektrik yang dioperasikan di Indonesia, dan memiliki sejarah yang menarik sejak pertama kali mulai beroperasi pada tahun 1964. Mari kita telusuri lebih dalam tentang jejak perjalanan dan sejarahnya.


Lokomotif BB201 merupakan salah satu armada lokomotif unggulan PT Kereta Api Indonesia yang membanggakan pada masanya. Lokomotif BB201 ini hasil produksi dari pabrik General Motors Electromotive Division (GM EMD) di Amerika Serikat. Diproduksi sebagai model ketiga dari lokomotif diesel elektrik yang dioperasikan di Indonesia, BB201 menjadi penerus dari CC200 dan BB200. Meskipun mirip dengan BB200 dalam desainnya, BB201 memiliki beberapa perbedaan yang mencolok.

Dengan transmisi daya DC-DC, mesinnya memiliki kekuatan sebesar 1.063 kW (1.426 hp) dengan susunan gandar (A1A)(A1A), memungkinkan untuk operasi yang efisien dan andal di berbagai kondisi rel. BB201 memiliki dua bogie dengan tiga gandar, tetapi hanya dua gandar yang digerakkan oleh motor traksi. Hal ini bertujuan agar tekanan pada tiap gandarnya rendah dan tidak melampaui daya dukung jaringan rel kereta di Indonesia pada waktu itu. Dengan panjang sekitar 13.106 mm, lebar 2.794 mm, tinggi 3.759 mm, dan berat siap sekitar 78 ton, BB201 dilengkapi dengan penggerak utama EMD 12-567C, generator GMD29, dan motor traksi 4 unit tipe D29. Kecepatan maksimumnya mencapai 120 km/jam dengan daya mesin sebesar 1425 horsepower.

Meskipun bentuk lokomotif ini mirip dengan BB200, tetapi ada sedikit perbedaan. Dengan kecepatan maksimum mencapai 120 km/h (33 m/s), BB201 memiliki keunggulan dalam daya dan performa dibandingkan saudaranya. Selain itu, BB201 sejak awal produksinya sudah dilengkapi Multiple Unit Box Port dan Dynamic Brake (rem dinamik), sedangkan BB200 belum ada fasilitas tersebut; meskipun beberapa waktu kemudian BB200 dilengkapi dengan dynamic brake. Posisi rem parkir BB201 ada di dalam sisi kiri kabin masinis menghadap ke short hood, sedangkan BB200 di sisi kanan. Selain itu, tidak ada plat nomor di sisi kiri dan kanan lampu depan pada kedua ujungnya.

Pada tahun 1964, Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) membeli 11 unit lokomotif BB201 dari pabrik GM EMD Amerika. Lokomotif ini kemudian dialokasikan di Depo Lokomotif Bukit Duri untuk melayani kereta api penumpang dan barang. Selama masa pengabdianya, lokomotif ini menjelajahi berbagai rute di Pulau Jawa, memberikan layanan yang andal dan efisien dalam mengangkut penumpang dan barang. BB201 melayani rute Jakarta-Yogyakarta dan Jakarta-Sukabumi, termasuk juga kereta api Bima yang merupakan kereta termewah pada masanya. Selain itu, BB201 juga melayani kereta api barang BBM Ketel Pertamina dari Depo Pertamina Cilincing menuju Sukabumi atau Bandung. Jalur kereta api menuju ke depo Pertamina Cilincing yang melalui Stasiun Pasoso dan Sungai Lagoa untuk layanan kereta api ketel tersebut ditutup pada tahun 1980 karena telah selesainya jalur pipa Pertamina ke Sukabumi dan Bandung. Namun depo ini masih melayani pengisian BBM ke gerbong tangki high-speed diesel hingga dihentikan tahun 1989.

Pada tanggal 20 September 1968, terjadi tabrakan antara rangkaian kereta api penumpang yang ditarik oleh lokomotif listrik ESS 3201 dan rangkaian kereta api penumpang yang ditarik oleh lokomotif BB2011. Peristiwa ini dikenal sebagai tabrakan kereta api Ratu Jaya 1968, yang mengakibatkan kerusakan berat pada kedua lokomotif serta beberapa kereta penumpang, serta menelan korban jiwa.

Seiring dengan hadirnya beberapa generasi baru lokomotif, BB201 mengalami beberapa mutasi depo dan penggunaannya. Pada tahun 1976-1977, hadirnya 38 unit lokomotif CC201 generasi pertama menyebabkan BB201 dimutasi ke Depo Lokomotif Yogyakarta, BB 201 kemudian digunakan untuk menarik kereta api pengangkut semen relasi Cilacap–Lempuyangan PP, serta kereta api ketel minyak rute Cilacap–Rewulu PP. Kemudian, pada tahun 1983-1984, sebanyak 34 unit lokomotif CC201 generasi kedua diimpor, mengakibatkan lokomotif BB201  ini dimutasi ke depo lokomotif Purwokerto, untuk menarik KA Purbaya dengan relasi Purwokerto–Surabaya Gubeng PP dan KA Feeder Purbaya relasi Cilacap–Kroya PP.

Berbeda dengan saudaranya, lokomotif BB200 ini tidak direpowering atau direhabilitasi untuk memperpanjang masa pakai pada tahun 1984. Ini menyebabkan sejak dekade 1990-an, satu persatu lokomotif BB201 mulai tumbang dan sejak memasuki dekade 2000-an, jumlahnya semakin sedikit. Saudaranya, BB200 juga sebenarnya mengalami nasib yang sama namun hanya beberapa yang direpowering atau direhabilitasi (mid-life overhaul), maka memasuki dekade 2000-an BB200 masih cukup sering berdinas pada banyak jenis kereta, termasuk kereta barang cepat sekalipun. Seiring dengan kebijakan PT Kereta Api Indonesia yang lebih memprioritaskan lokomotif diesel elektrik yang lebih baru seperti CC201, CC203, dan CC204, baik BB201 maupun saudaranya, BB200 juga sama-sama tergeser posisinya, khususnya sejak tahun 2005 ke atas.

Menjelang akhir masa kedinasannya, tiga lokomotif yang tersisa milik Depo Induk Purwokerto, yaitu BB201 02, BB201 03, dan BB201 10 dicat dengan livery hijau kuning khas PJKA. Dinasan terakhirnya adalah sebagai lokomotif langsir di Purwokerto, maupun penarik KA Feeder Logawa rute Cilacap–Kroya PP. Unit terakhir yang beroperasi, BB 201 10, saat ini masih ada di depo lokomotif Semarang Poncol dan hanya digunakan sebagai pelangsir hingga masa akhir dinasnya, sekaligus mengakhiri kedinasan BB201 sekitar tahun 2011.

sama seperti BB200 lokomotif ini masih menggunakan mesin EMD 567 dengan kode akhiran " E " yang dalam artian komponen mesin EMD 567 ini masih diproduksi bersama dengan mesin EMD 645 dan EMD 710 yang digunakan pada CC202 dan CC205 namun seiring dengan kebijakan dari PT KA hingga PT KAI saat ini yang melakukan standardisasi jenis lokomotif yang mengharuskan lokomotif ini menjadi besi tua Bahkan Dari 11 unit kini hanya tinggal tersisa 1 unit, yaitu BB201 03, sementara 3 saudaranya di balai yasa yogyakarta dan di Stasiun Semarang Poncol yaitu BB201 01, BB201 02, dan BB201 10 telah dirucat pada tanggal 7 April 2023

Dalam tahap akhir masa pengabdiannya, beberapa lokomotif BB201 mengalami pemeliharaan terakhir di depo lokomotif Purwokerto dan Semarang Poncol. Cat khas PJKA menjadi penanda terakhir dari perjalanan mereka, sebelum akhirnya pensiun pada sekitar tahun 2011. Lokomotif BB201 yang pertama kali dipreservasi adalah BB 201 03, yang saat ini sudah dicat ulang dengan warna hijau-kuning khas PJKA. Sebelumnya, lokomotif ini terakhir berdinas di Depo Lokomotif Purwokerto, dan mangkrak di Balai Yasa Yogyakarta. Lokomotif ini rencananya akan dijadikan monumen di BPTT Darman Prasetyo, Yogyakarta.

Lokomotif BB201 merupakan bagian penting dari sejarah perkeretaapian Indonesia. Meskipun sudah tidak lagi beroperasi, jejak perjalanan dan kontribusinya dalam mengangkut penumpang dan barang selama puluhan tahun tetap membekas. Semoga artikel ini memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang salah satu ikon perkeretaapian Indonesia, lokomotif BB201.

Posting Komentar

Mohon gunakan bahasa yang baik dan sopan dalam berkomunikasi. Terima kasih atas kritik dan saran yang diberikan!

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak