Lokomotif Langka dari Jepang, Satu-satunya yang Bertipe DD5512

Sedang Trending

Lokomotif Langka dari Jepang, Satu-satunya yang Bertipe DD5512

DD5512 Terparkir di Museum Kereta Api Ambarawa
Foto: Muhammad Adlil

Lokomotif dengan kode DD5512 telah menjadi salah satu sarana misterius yang sangat amat menarik bagi pecinta kereta api di Indonesia, karena sedikit yang mengetahui tentang keberadaannya, yang semakin diperkuat oleh ketiadaan dokumentasi atau rekaman visual yang berhasil menangkapnya saat beroperasi, bahkan saat kedatangannya di Indonesia dulu, tidak ada satupun dokumentasi yang tersisa. Misteri inilah yang menambah daya tariknya, menjadikannya seperti barang langka yang dimiliki oleh perkeretaapian Indonesia.

DD5512 adalah produk dari Fuji Heavy Industry, perusahaan yang terkenal dengan kualitas dan kehandalan produknya. Dilahirkan pada tahun 1974, ini adalah salah satu dari sekian banyak lokomotif yang telah melintasi berbagai medan dan menunjukkan ketahanannya selama bertahun-tahun. Saat tiba di Indonesia pada tahun 2006, kedatangan lokomotif ini bersamaan dengan kedatangan KRL Tokyo Metro 5000 dan Toyo Rapid 1000. Sebelum lokomotif ini tiba di Indonesia, lokomotif ini biasa dipakai berdinas langsiran di Pelabuhan Kanagawa Rinkai untuk melangsir kereta barang dan kereta-kereta yang hendak dijagal di pusat scrapping.

Diesel locomotive type DD55(No.12) of Sendai Rinkai railway.
Foto: Wiki Common, 20 Januari 2009

Warna asli DD5512 sebelum tiba di Indonesia adalah biru dengan stripping putih, mencerminkan kejayaan masa lalunya di Jepang. Namun, transformasi warna menjadi kuning setelah tiba di Indonesia bukanlah hanya perubahan kosmetik. Ini adalah tanda penghormatan dan pengakuan terhadap peran pentingnya sebagai aset dari Dirjen Perkeretaapian, bukan milik PT.KAI. Salah satu perbedaan yang membedakannya dari lokomotif milik PT KAI yang memiliki livery putih dengan strip biru tua-biru langit (Livery WNB/ Dua Garis Biru) pada masa itu.

Tujuan awal didatangkannya lokomotif ini adalah untuk ikut serta dari proyek pembangunan jalur ganda Pantura dan Tegal-Prupuk dengan mengangkut barang-barang material. Namun karena biaya operasional yang tinggi dan masalah teknis yang tidak terduga, terutama dengan cowcatchernya. Akhirnya, ia hanya bisa diparkirkan di Gudang Dirjenka Jatibarang bersamaan dengan unit TMC, tidak pernah benar-benar mewujudkan peran utamanya dalam pembangunan infrastruktur tersebut. Namun, lokomotif diesel ini sangat berjasa dalam proses pembangunan Double Track atau jalur kereta api ganda segmen Bekasi-Cirebon.

Lokomotif ini terbilang unik karena hanya memiliki meja kendali tunggal yang ada di sebelah kanan kereta. Selain itu, semua tuas rem dan tuas reverser lokomotif ini juga dapat dilepas, seperti lokomotif Jepang pada umumnya. Tuas pengendalinya pun cukup simpel dan mirip seperti tuas pengendali yang ada di KRL buatan Jepang.

Kabin Lokomotif DD5512 

Karena memiliki dua mesin, wajar saja jika biaya perawatannya membengkak, dengan mesin satu di depan dan satu di belakang, membuatnya unggul dalam hal tenaga. Lokomotif DD5512 juga memiliki kelemahan dalam konsumsi bahan bakar yang tinggi. Karena memiliki dua unit mesin, otomatis ukuran tangki bahan bakar yang dimilikinya pun dua kali lipat dibandingkan jumlah bahan bakar pada lokomotif yang sejenis di Indonesia. Bentuknya persegi panjang tanpa lekukan juga sering menyebabkan insiden menyerempet peron karena cowcatchernya sendiri masih asli buatan Jepang yang memang tidak dirancang untuk peron rendah, berbeda dengan cowcatcher lokomotif yang umum dipakai di Indonesia.

Perjalanan panjang DD5512 tidak berakhir begitu saja setelah pensiun dari tugas aktifnya. Disimpannya lokomotif ini di dalam gudang membuatnya sulit diakses oleh para railfans yang menjadikannya lebih misterius dari sebelumnya. DD5512 terparkir selama bertahun-tahun akibat tak dioperasikan. Lokomotif ini tak pernah beroperasi jauh-jauh dari gudang. Sampai akhirnya pada tahun 2015 lokomotif DD5512 ini dikirim Dari Balai Yasa Mekanik Cirebon Prujakan hingga Museum Ambarawa. Selain itu karena lokomotif ini lahir pada tahun 1974, maka lokomotif ini pernah merasakan era Japan National Railway atau JNR sebelum diswastanisasi menjadi Japan Railway atau JR pada tahun 1987. Artefak bersejarah di dalamnya, seperti kipas angin berlogo JNR juga masih tersedia, mengingatkan kita akan warisan berharga yang dibawanya. 

KP/10176 CC 201-22 menarik DD5512 dari Cirebon ke Semarang Poncol
Foto: Dzulfiqar Adefa

Bagi para penggemar dan peneliti kereta api, DD5512 adalah harta karun yang dapat ditemukan di Dipo Lokomotif Ambarawa. Warna kuning mencolok dan bentuknya yang unik membuatnya mudah dikenali. Keberadaannya yang selalu dekat dengan sahabat barunya, Si Jengki CC 200, menambah nilai sentimental dan cerita di balik lokomotif tersebut.

Posting Komentar

Mohon gunakan bahasa yang baik dan sopan dalam berkomunikasi. Terima kasih atas kritik dan saran yang diberikan!

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak