Sebelum era Gapeka 2019, sebuah fenomena unik yang dikenal sebagai Virus Livery Selendang Pecut pernah menghebohkan dunia kereta api Indonesia khususnya untuk para penggemar kereta api. Fenomena ini terjadi saat perbedaan layanan kereta hanyalah dikenali melalui warna pintu. Namun, bagaimana kisah selengkapnya? Sebelumnya, variasi livery kereta sangatlah beragam, terutama pada kereta ekonomi. Selain warna hijau krem yang menjadi identitas utama, terdapat juga kombinasi warna biru-krem dan marun-krem. Ini adalah era PERUMKA yang dikenal dengan warna dasar biru, di mana setiap kelas memiliki ciri khas warna yang berbeda.
Kemudahan dalam membedakan kelas layanan kereta hanya melalui corak livery terus berlanjut hingga masa PT.KAI, di mana kereta ekonomi selalu diidentifikasi dengan warna orange, kecuali untuk kereta ekonomi plus KEMENHUB yang menggunakan warna Livery Ombak Biru sesuai dengan fitur AC Central di dalamnya. Pada tanggal 18 Oktober 2014, PT.KAI meluncurkan KA Jayabaya dengan rute baru Stasiun Jakarta Pasar Senen ke Stasiun Malang, kali inilah saat dimana livery yang disebut Selendang Pecut lahir. Meskipun sebelumnya KA Jayabaya memiliki dua layanan dengan kereta bisnis, kali ini hanya satu layanan ekonomi Plus menggunakan rangkaian K3 ekonomi AC KEMENHUB 2014 via jalur Pantura.
Sebenarnya apa itu Livery Kesepakatan dalam konteks kereta api? Istilah ini sering didengar dalam komunitas railfans, mengacu pada livery baru kereta api Indonesia yang memiliki ciri khas warna dasar putih dengan garis seperti pita peresmian dengan corak bergelombang. Salah satu contohnya adalah yang disebutkan diatas yaitu KA Jayabaya kelas ekonomi AC relasi Malang Surabaya Pasar Senen. Meskipun dikenal juga sebagai Livery Selendang Pecut atau Livery Airlines, fenomena ini pernah menggemparkan dunia kereta api khususnya para penggemar kereta api atau railfan di Indonesia.
Selama masa penggunaannya sejak tahun 2014 hingga 2019, Livery Selendang Pecut menjadi ciri khas yang mencolok pada armada kereta api di Indonesia, kecuali untuk kereta barang dan lokomotif. Untuk membedakan kelas layanan, livery ini dibagi menjadi tiga perbedaan utama, yaitu:
- Kelas K3 Ekonomi dengan warna pintu orange,
- Kelas K2 Bisnis dengan warna pintu abu-abu, dan
- Kelas K1 Eksekutif dengan warna pintu biru.
Untuk armada kereta Pembangkit (P) dan Restorasi (M1,KM1) tetap menggunakan warna pintu berwarna biru. Selain perbedaan warna dasar pada pintu, Livery Selendang Pecut juga hadir dalam beberapa variasi bentuk coraknya. Di Jawa, Terdapat lima jenis livery Selendang Pecut yang mencerminkan perbedaan dalam desain dan pembuatnya.
1. Livery Original PT INKA (2014)
Livery ini adalah versi pertama dari Selendang Pecut, menampilkan ciri khas yang tergambar jelas di semua trainset armada K3 ekonomi AC serta MP3 buatan INKA tahun 2014 dengan pita yang sama besar dan bentuk yang terlihat nyata dalam tiga dimensi. Beberapa Balaiyasa juga awalnya menerapkan Livery Selendang Pecut jenis ini pada semua sarana yang walaupun pada akhirnya menggunakan livery versi mereka sendiri.
2. Livery Khas Kereta New Image (2016/2017)
Pada livery ini, baik kereta eksekutif maupun ekonomi trainset New Image, terlihat ciri khas dengan bentuk corak yang sangat tebal, memberikan kesan yang kuat dan mencolok ala INKA.
3. Livery Selendang Pecut Khas Balaiyasa Manggarai
Livery ini memiliki bentuk yang halus dan ukuran pita yang agak panjang, menciptakan kesan elegan dan halus.
4. Livery Selendang Pecut Khas Balaiyasa Tegal
Livery ini ditandai dengan bentuk corak yang agak pendek dengan sentuhan tiga dimensi, memberikan kesan yang unik dan sedikit kaku.
5. Livery Selendang Pecut Versi Balaiyasa Surabaya Gubeng
Versi terakhir dari livery ini memiliki bentuk yang sangat kaku dengan ukuran yang paling pendek serta agak tebal pada bentuknya di antara jenis livery Selendang Pecut lainnya, memberikan kesan yang lebih sederhana dan minimalis tetapi terlalu kaku.
Variasi dalam jenis dan karakteristik Livery Selendang Pecut mencerminkan upaya untuk memberikan identitas yang unik dan mudah dikenali bagi setiap kelas layanan kereta api yang walaupun hanya satu jenis livery tetapi yang rupanya masing-masing berbeda, serta menciptakan pengalaman visual yang berbeda bagi para penumpang. Melalui penggalian ini, kita dapat lebih memahami kompleksitas dan keberagaman desain dalam dunia kereta api Indonesia selama periode tersebut.
KA Jayabaya merupakan KA pertama yang menggunakan Livery Selendang Pecut Asli, yang menjadi daya tarik tersendiri, terutama karena jalurnya melalui jalur utara dan menggunakan shortcut Pasar Turi-Gubeng. Namun tidak hanya KA Jayabaya, livery ini juga mulai diadopsi oleh kereta lainnya hingga akhirnya menjadi standar untuk semua rangkaian kereta, bahkan yang sebelumnya menggunakan livery ombak biru. KA lain yang menggunakan armada K3 ekonomi AC KEMENHUB 2014 berlivery Selendang Pecut adalah:
- KA Jaka Tingkir (Purwosari-Pasar Senen),
- KA Majapahit (Malang-Pasar Senen) serta
- KA Joglokerto (Purwokerto-Solo).
Namun, pada tahun 2019, era Livery Selendang Pecut berakhir saat PT.KAI memperkenalkan corak baru yang lebih sederhana mengikuti tren trainset Stainless Steel. Di sini, kereta eksekutif diidentifikasi dengan corak Ombak Kelereng dengan warna pintu putih, sedangkan bisnis dan ekonomi menggunakan garis lurus orange dengan pintu berwarna orange, khususnya untuk trainset dengan body mild steel. Keberadaan Livery Selendang Pecut pun semakin meredup hingga benar-benar punah seiring dengan diberlakukannya Gapeka 2019 dan dampak pandemi Covid-19 yang mengurangi layanan penumpang secara signifikan. Fenomena ini, meskipun sudah lenyap, tetap menjadi bagian penting dari sejarah kereta api di Indonesia, menandai perubahan penampilan kereta yang menggambarkan citra perusahaan serta perkembangan layanan dan tren industri kereta api.
Label
Sarana KA