Rel adalah batang baja khusus yang dibuat untuk landasan jalannya roda kereta api atau beberapa kendaraan sejenis seperti trem dan sebagainya. Rel mengarahkan/memandu jalannya kereta api tanpa memerlukan pengendalian (tanpa stir). Rel dipasang berjumlah dua batang baja kaku yang sama panjang dipasang pada bantalan sebagai dasar landasan. Rel tersebut diikat pada bantalan dengan menggunakan paku rel, sekrup penambat, ataupun penambat "E Clip" (seperti penambat pandrol) yang normal digunakan digunakan di Indonesia.
Penambat rel berjenis E Clip Foto: Koleksi Penulis |
Jenis penambat yang digunakan bergantung kepada jenis bantalan yang digunakan. Puku ulir atau paku penambat digunakan pada bantalan kayu, sedangkan penambat "e" digunakan untuk bantalan beton atau semen. Rel biasanya dipasang di atas badan jalan yang dilapis dengan batu kricak atau dikenal sebagai Ballast. Pada rel kereta api Ballast berfungsi untuk meredam getaran dan lenturan rel akibat beratnya kereta api. Untuk menyebrangi jembatan, digunakan bantalan kayu yang lebih elastis ketimbang bantalan beton. Di Indonesia, Rel yang digunakan sejak jaman penjajahan adalah berdasarkan standar UIC, dengan Standar:
- R.25
- R.42
- R.50
- R.54
Berdasarkan jenis diatas, dapat diartikan bahwa jika jenis rel X berarti mempunyai berat X kg pada setiap 1 meter. Contoh, Rel lintas Prupuk-Slawi menggunakan rel jenis R.42, maka setiap satu meter relnya mempunyai berat 42 kg.
Ukuran Lebar Rel Internasional |
Di dunia, Ada beberapa macam lebar rel (gauge) yang digunakan, semakin lebar gauge yang digunakan maka semakin stabil terhadap KA sehingga semakin tinggi juga kecepatan kereta apinya. Lebar gauge yang ada di seluruh dunia ada dalam daftar di atas paragraf ini.
Gauge merupakan lebar spoor/ lebar jalan rel |
Karena alasan transportasi dari pabrikan rel menuju ke lokasi pemasangan, biasanya dari pabrik pembuat rel dipotong menjadi rel dengan panjang ±25 m supaya mudah didistribusikan. Untuk meningkatkan kenyamanan penggunaan kereta api yang berjalan di atasnya maka rel tersebut disambung. Penyambungan rel dilakukan dengan dua cara, yaitu:
Las Termit
Sambungan rel kereta api yang menggunakan las termit Foto: Koleksi Penulis |
Rel yang disambung dengan las termit. Salah satu cara yang umum digunakan adalah dengan las termit di lokasi sehingga bisa menjadi rel yang menerus. Pengelasan menggunakan las termit dengan menggunakan bahan kimia senyawa besi yang ditempatkan di antara kedua rel kemudian bahan tersebut direaksikan pada suhu tertentu sampai mencairkan bahan kimia tersebut hingga menyambungkan rel, sisa hasil reaksi kimia tersebut kemudian dipotong dan diratakan dengan rel.
Sambungan Baut
Sambungan rel kereta api yang menggunakan Baut tanpa celah Foto: Koleksi Penulis |
Pada sambungan ini digunakan suatu penyangga yang disebut sebagai Fishplate dalam bahasa Inggris, yang berarti plat ikan. Fishplate ini dipasang dengan dijepitkan serta dikunci dengan 4 atau 6 buah baut pada kedua rel yang disambung. Fishplate terpasang diantara 2 rel yang disambung. Supaya rel tidak melengkung ketika memuai terkena panas matahari, sambungan tipe ini menyediakan celah di antara kedua ujung rel yang disambungkan. Namun celah ini menyebabkan rel tidak sama tinggi sesaat ketika roda kereta melintas, dan akibatnya menimbulkan bunyi detak-detak beradunya roda dengan ujung rel yang khas pada saat roda kereta api melewatinya.
Label
Prasarana KA