Di Indonesia, beberapa kereta api menggunakan nama yang berasal dari gunung terkenal seperti KA Argo Semeru, Argo Wilis, KA Argo Bromo Anggrek, dan lainnya. Kini, Gunung terkenal yang berasal dari Selat Sunda, Gunung Krakatau menjadi nama bagi kereta api jurusan Merak-Madiun. Uniknya, KA Krakatau ini merupakan kereta api kelas ekonomi pertama yang penamaannya menggunakan nama gunung, lalu disusul KA Pangrango yang melayani rute Bogor-Sukabumi.
Name Tag KA Krakatau dengan huruf A yang khas dengan siluet Gunung Krakatau |
KA Krakatau Ekspress dengan nomor perjalanan 155-158 adalah layanan kereta api Ekonomi AC yang dulu beroperasi di rute Merak-Kediri-Blitar via Purwokerto dengan total jarak tempuh 965 km. Diluncurkan pada Rabu, 24 Juli 2013, kereta ini masuk urutan kelima dengan kategori Kereta Ekonomi yang dilengkapi dengan fasilitas pendingin udara (AC) di Indonesia pada waktu itu, setelah KA Bogowonto, KA Gajah Wong, KA Majapahit, dan KA Menoreh.
Prami saat keliling rangkaian KA menawarkan makanan dengan senyum ramah Foto: Rizky Maynanda, 2013 |
Kereta ini melayani rute Merak-Madiun dengan 2 keberangkatan dalam satu hari. Menggunakan 10 unit gerbong kereta Ekonomi AC dengan total sekitar 768 tempat duduk, KA Krakatau akan memfasilitasi mobilitas warga atau pemudik dari Sumatera menuju Jakarta hingga Jawa Timur dalam awal debutnya. Susunan rangkaian KA Krakatau terdiri dari 8-9 Kereta Ekonomi AC, 1 Makan Pembangkit (MP3), serta 1 kereta Aling-aling. Kereta ini terkadang menggunakan gerbong Pembangkit (P) dan Kereta Makan (M1) jika kereta makan pembangkit aslinya bermasalah, seperti kerusakan pada generator.
Diresmikan di Stasiun Merak oleh MENHUB dengan satu rangkaian Kereta Api jurusan Merak-Madiun. Di kesempatan yang sama, DITJENKA juga meresmikan KA Krakatau di Stasiun Madiun. Pembiayaan pengadaan 2 rangkaian KA Krakatau ini bersumber dari dana APBN Direktorat Jenderal Perkeretaapian Perhubungan sebesar Rp. 174 miliar dan merupakan hasil produksi dari PT INKA Madiun.
Pada tanggal 10 November 2013, rute KA Krakatau diperpanjang hingga Stasiun Kediri, sehingga jumlah pemberhentian bertambah menjadi 17 stasiun. Pada saat pemberlakuan Gapeka 2017 pada 1 April 2017, KA Krakatau memperpanjang rute pelayanannya yang semula hanya sampai Stasiun Kediri, kini diperpanjang sampai Stasiun Blitar. Jadwal perjalanan juga mengalami perubahan, dengan penambahan stasiun untuk menaikturunkan penumpang. Dengan adanya perpanjangan rute ini, KA Krakatau menjadi satu-satunya kereta api di Pulau Jawa yang melewati semua provinsi di Pulau Jawa, yaitu provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, serta provinsi Jawa Timur.
Interior K3 Ekonomi AC Plus KA Krakatau Foto: Rizky Maynanda, 2013 |
Dalam dinasnya, KA Krakatau membawa rangkaian kereta K3 Ekonomi AC Plus yang berkapasitas 80 penumpang dan berkapasitas 64 penumpang khusus untuk difabel. Rangkaian ini juga serupa dengan kereta Ekonomi AC non PSO pada umumnya, namun yang membedakannya adalah terdapat tulisan logo nama KA Krakatau ini yang merupakan sarana keluaran tahun 2012.
Alokasi kepemilikan sarana yang bernomor K3 0 12 31 sampai 40 merupakan milik depo Madiun (MN) sedangkan K3 0 12 41 sampai 49 milik Rangkasbitung (RK). Kereta makan pembangkit (MP3) yang digunakan kereta ini bernomor MP3 0 12 04 dan MP3 0 12 05. Ditarik oleh lokomotif CC 201, CC 203, CC 204, atau CC 206. Mengenai lokomotif, CC 203 35 yang sebelumnya merupakan andalan KA New Argo Jati sempat menjadi lokomotif endemik kala itu. Hal ini dikarenakan lokomotif ini menjadi lokomotif pertama yang menarik KA Krakatau pada saat perjalanan perdananya. Harga tiket dibandrol hanya Rp. 180.000 untuk Merak-Madiun PP. Sedangkan perjalanan Merak-Pasar Senen PP. seharga Rp. 30.000
Tiket KA 7096 Krakatau Foto: Rizky Maynanda, 2013 |
Kereta api ini merupakan satu-satunya KA kelas ekonomi yang berhenti di Stasiun Cirebon Kejaksan (CN), bukan di Stasiun Cirebon Prujakan (CNP). Hal ini dikarenakan pergantian lokomotif di Cirebon, mengingat perjalanan dari Merak menuju Blitar cukup jauh. Pengoperasian kereta api jurusan Merak-Madiun hingga Blitar ini awalnya bertujuan untuk mengurangi para pemudik dengan kendaraan bermotor, terlebih langsung ke depan Dermaga Pelabuhan Merak.
Dengan estimasi waktu tempuh hampir 20 jam, rute Merak-Madiun dipilih sebagai bagian dari upaya PT KAI dan komitmen Pemerintah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan jasa transportasi jarak jauh saat menjelang masa angkutan lebaran 2013 serta memudahkan pelayanan pemudik Lebaran, baik dari arah Banten menuju Jawa bagian Timur maupun sebaliknya.
Suasana mudik lebaran di Stasiun Pasar Senen dengan KA Krakatau Foto: Rizky Maynanda, 2013 |
Namun setelah kurang lebih 4 tahun beroperasi, Perjalanan KA Krakatau dihentikan pada tanggal 17 Juli 2017, dikarenakan nilai okupansi yang rendah di relasi Pasar Senen-Merak serta penyesuaian jadwal KRL di relasi Tanah Abang-Rangkasbitung menjadikan perjalanan KA ini ditutup. Namun muncul KA baru yang menggantikan tugasnya, yaitu KA Singasari. Nama Krakatau sejak saat itu juga diganti menjadi KA Singasari, yang masih beroperasi sampai sekarang namun rutenya yang diperpendek menjadi Pasar Senen-Blitar saja.