Jembatan Cirahong, 1 Jembatan untuk 2 Moda Transportasi

Sedang Trending

Jembatan Cirahong, 1 Jembatan untuk 2 Moda Transportasi

potret jembatan cirahong yang diabadikan menggunakan drone

Jembatan Cirahong adalah jembatan satu-satunya di Indonesia yang memiliki fungsi lalu lintas ganda. Bagian atas jembatan merupakan rel kereta api aktif sedangkan bagian bawahnya digunakan sebagai arus lalu lintas kendaraan. Namun sejak 1 September 2021 lalu, akses jembatan ini ditutup bagi kendaraan roda empat dan hanya bisa dilewati oleh pengendara roda dua dan pejalan kaki saja. Jembatan Cirahong memiliki panjang 202 meter dengan ketinggian sekitar 66 meter. Jembatan ini melintas di atas Sungai Citanduy dan merupakan jembatan penghubung Kabupaten Tasikmalaya dengan Kabupaten Ciamis. Jembatan Cirahong merupakan salah satu peninggalan Kolonial Belanda saat menjajah Indonesia. 

Jembatan yang  bernomor BH 1290 ini berada di sebelah timur Stasiun Manonjaya dan termasuk dalam Daerah Operasi 2 Bandung. Sejak puluhan tahun silam, jembatan Cirahong ini digunakan sebagai jalur alternatif warga Kabupaten Tasikmalaya menuju Kabupaten Ciamis, begitu pun sebaliknya. Jembatan dengan rangka besi yang tersusun rapi ini bagian bawahnya dipasang balok-balok kayu sebagai alas jembatan untuk arus lalu lintas kendaraan. Jembatan dengan lebar sekitar 3 meter ini membuat arus lalu lintas yang melintasi bagian bawah harus bergiliran dan antre. Warga dari ke 2 daerah pun saling koordinasi untuk mengatur kendaraan yang masuk ke jembatan agar lalu lintas berjalan lancar. Kondisi ini pun dimanfaatkan warga sekitar untuk meraup rupiah dari jasa mengatur lalu lintas di bawah jembatan tersebut.

Para Insinyur sedang melakukan perbaikan pada jembatan kereta api di Manondjaja  Foto tanggal tahun 1946-1950
Para Insinyur sedang melakukan perbaikan pada Jembatan Cirahong
Tahun 1946-1950

Mulai dibangun pada tahun 1893 oleh perusahaan kereta api milik Pemerintah Hindia Belanda, Staatspoorwegen. Awal pembangunan jembatan Cirahong ini dimaksudkan pemerintah kolonial untuk menjadi penghubung antara Batavia dan wilayah Priangan Tenggara. Tak hanya menjadi jalan penghubung saja namun jembatan Cirahong ini menjadi penghubung distributor logistik dari daerah Jawa ke Batavia yang membuat jarak tempuh menjadi lebih singkat. Kala itu pemerintah kolonial Belanda sedang membangun jalur kereta api lintas selatan yang melewati Bandung, Garut, Tasikmalaya dan Banjar, lalu menembus ke Jawa Tengah bagian selatan termasuk kroya. 

Mereka berusaha agar jalan raya yang menghubungkan antar kota tersebut bisa dijangkau dengan mudah, lalu mereka membangun jalur kereta api, dan berharap bisa mempermudah jalur angkutan barang maupun mobilitas penduduk untuk efektivitas dalam mengontrol kawasan jajahannya. Pada awalnya, jalur kereta api dari Tasikmalaya ini tidak melewati Ciamis, namun melewati Cimaragas atau sebelah selatan sungai Citandu. Biaya yang sangat mahal menjadikan Belanda harus mempertimbangkan jalur kereta api di Kota Ciamis. Belanda menemukan cara yang efektif dan efisien dengan membangun Jembatan Cirahong berdasarkan data dasar topografi dan geologi yang dipadukan dengan perencanaan yang matang.

kereta api melintasi jembatan Cirahong
Kereta Api melintas di Jembatan Cirahong
Foto: Dzoro, 2012

Selain jembatan yang unik, panorama di sekitar Jembatan Cirahong juga menyuguhkan pemandangan yang indah karena terletak diantara dua bukit dipinggir sungai. Arsitektur Jembatan Cirahong unik yang menjadikan tempat ini menjadi spot favorit para pecinta kereta api untuk Spotting karena keunikan serta keindahan alamnya yang tidak dimiliki daerah lain. Konstruksinya berupa besi baja yang disusun bertingkat dengan rusuk pelat untuk menampung lalu lintas mobil, motor, sepeda hingga pejalan kaki di bagian bawah, serta rusuk kontinu untuk keperluan jalur kereta api reguler PT KAI Daop 2 Bandung di bagian atasnya. Jembatan kemudian diperkuat tahun 1934. Tidak ada angkutan umum roda empat resmi yang melewati jalur Jembatan Cirahong seperti angkot dan bus. 

Para pemotor sedang antri bergantian melewati jembatan Cirahong
Para pemotor sedang antri bergantian melewati jembatan

Kendaraan yang melintas umumnya angkutan pribadi karena lebar badan jembatan hanya cukup untuk satu mobil atau sekitar 2 meter, kendaraan yang melintas harus bergantian. Biasanya ada beberapa warga yang bertugas mengatur lalu lintas di kedua ujung pintu jembatan. Warga dari daerah Manonjaya mengatur arus masuk kendaraan dari pintu jembatan sebelah selatan atau pintu dari arah Manonjaya. Sedangkan warga Ciamis mengatur lalu lintas dari arah utara. Mereka bergantian berjaga selama 24 jam, mereka hanya mendapatkan upah alakadarnya dari sopir atau warga yang melintas di Jembatan Cirahong. Tahun 1953-an, struktur bangunan jembatan ditambahkan struktur setengah lingkaran di bagian bawahnya yang dipasang di antara tiang-tiang penyangganya. Hal tersebut teriring dengan kedatangan si Jengki atau lokomotif CC 200 yang merupakan lokomotif diesel pertama di Indonesia.

Struktur baja bersilang pada jembatan Cirahong
Struktur baja bersilang pada jembatan Cirahong

Jembatan Cirahong dalam beberapa tahun terakhir menjadi salah satu kawasan destinasi wisata gratis bagi warga masyarakat. Banyak warga yang datang ke Jembatan Cirahong hanya sekadar untuk nongkrong dan menikmati keindahan alam serta melihat struktur bangunan jembatan yang menakjubkan. Di sekitar bibir jembatan baik di wilayah Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya maupun di wilayah Kabupaten Ciamis, banyak warung-warung warga hingga rumah makan. Warga bisa beristirahat sebentar di warung sebelum melanjutkan perjalanan meski hanya sekadar menyeruput segelas kopi. Setiap bulan Ramadhan, jembatan Cirahong juga dijadikan lokasi ngabuburit untuk menunggu waktu berbuka puasa oleh warga setempat, tak sedikit warga yang mengabadikan momen kebersamaan mereka bersama teman, sahabat, keluarga dan orang tercinta dengan jepretan kamera ponsel atau berswafoto.

Dibalik keindahannya, jembatan ini menyimpan cerita mistis yang kerap terjadi serta diceritakan oleh masyarakat setempat dari mulut ke mulut. Konon katanya banyak yang percaya bahwa jembatan ini dibangun memakai tumbal manusia. Cerita mistis yang populer di Jembatan Cirahong ini yaitu tentang sepasang pengantin yang diculik dan ditumbalkan dengan cara dibeton dan disemen hidup-hidup di tiang penyangga, yang bertujuan agar bangunan kokoh dan tak mudah rusak. Menurut cerita masyarakat setempat, konon di Jembatan Cirahong itu ada penunggunya, yaitu sosok ghaib bernama Eyang Rahong, yang selalu muncul dibarengi suara gamelan. Cerita mistis di kalangan masyarakat terkait jembatan ini pun sangat beragam, bahkan beredar juga kabar bahwa masyarakat sampai menyimpan sesaji di jembatan Cirahong tersebut untuk keperluan khusus.

Posting Komentar

Mohon gunakan bahasa yang baik dan sopan dalam berkomunikasi. Terima kasih atas kritik dan saran yang diberikan!

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak