Multi Tie Tamper and Profile Ballast Regulator Duos MTT & PBR bekerja di lintas Tanjungkarang - Labuhanratu. Foto: Wahyu Cahyo H. |
MTT (Multi Tie Tamper), yang juga dikenal sebagai Tamping Machine, adalah salah satu dari berbagai jenis Mesin Perawat Jalan Rel (MPJR) atau mesin berat yang memiliki peran penting dalam pemeliharaan jalan rel di seluruh dunia. Mesin ini merupakan bagian dari Sarana Perkeretaapian Milik Negara dan umumnya dioperasikan oleh Balai Perawatan Perkeretaapian. Fungsi utama MPJR MTT adalah untuk memadatkan batu Ballast yang berada di bawah bantalan rel. Pemadatan ini dilakukan menggunakan Tamping Unit yang terpasang di MTT.
Proses pemadatan batu Ballast ini sering disebut sebagai "Pecok". Kedalaman pemadatan dapat diatur melalui kontrol kabin dengan satuan milimeter untuk memastikan hasil yang presisi. Selain pemadatan, MTT juga dapat mengangkat atau "Lifting" rel untuk memungkinkan pemadatan batu ballast di bawahnya. MTT memiliki peran penting dalam finalisasi trek untuk menyesuaikan tinggi rel sesuai dengan elevasi yang direncanakan serta untuk memadatkan Ballast selama proses pengangkatan rel.
Ballast sendiri adalah pecahan batu yang ditempatkan di bawah lintasan rel untuk meredam getaran saat kereta api melintas. Proses MTT umumnya dilakukan dalam beberapa situasi, termasuk setelah pergantian rel, penyesuaian tinggi rel, atau penambahan tinggi rel akibat kebijakan tertentu. Cara kerja MTT meliputi beberapa langkah penting. Pertama, memastikan volume ballast mencukupi untuk proses MTT agar tidak menyia-nyiakan waktu. Kemudian, dilakukan pengangkatan rel dengan cara tertentu oleh MTT.
Saat rel terangkat, pemadatan Ballast dilakukan secara bertahap untuk memastikan rel duduk padat dan sempurna setelah diangkat. Proses pengangkatan rel dilakukan secara hati-hati untuk mencegah kerusakan pada bantalan. Alur proses MTT dimulai dengan pemeriksaan keseluruhan unit MTT untuk memastikan semua peralatan berfungsi dengan baik. Kemudian, MPJR MTT dibawa ke lokasi kerja untuk melakukan proses MTT. Setelah selesai, MPJR MTT dibawa kembali ke stasiun untuk melakukan evaluasi selama pengerjaan dan pengecekan alat-alat kerja.
Proses Pemecokan pada Ballast rel Kereta Api Foto: Unknown |
Proses Pengerjaan Pemecokan dengan MTT
Metode pemecokan menggunakan MTT (Multi Tie Tamper) merupakan suatu prosedur yang diatur dengan ketat untuk memastikan perawatan jalan rel yang efektif dan efisien. Sumber dari instruksi ini adalah PERJANA, Bab 3: Perawatan Jalan Rel & Penataan Pengelolaan Sarana Pemeliharaan Jalan Rel Pola Terpadu, Instruksi Direksi No: TM.402/VI/3/KA-2008 Tanggal: 30 Juni 2008.
Persyaratan dan Proses Pemecokan
Sebelum melakukan pemecokan dengan MTT, beberapa prosedur yang harus dipatuhi adalah:
1. Pemeriksaan Awal:
- Ketebalan balas, kebersihan balas, dan kondisi bantalan serta alat penambat harus diperiksa secara teliti.
- Keausan rel dan kondisi lainnya seperti perlintasan dan jembatan juga harus diperiksa.
2. Pengoptikan:
- Optik angkatan dan listringan dilakukan untuk menentukan titik-titik yang memerlukan perbaikan.
3. Metode Kerja:
- Metode kompensasi atau presisi dipilih berdasarkan hasil pengoptikan.
- Nilai angkatan maksimum dalam satu kali tamping adalah 20-30 mm.
- Nilai geseran maksimum dalam satu kali geseran adalah 30 mm.
- Untuk nilai angkatan yang lebih dari 30 mm, tamping harus dilakukan berulang dengan durasi dan massa tertentu.
Proses perapihan batu Ballast menggunakan MPJR PBR atau Profile Ballast Regulator jenis PBR 400U RS Foto: Unknown |
Proses Pasca Pemecokan menggunakan MPJR PBR
Pemeriksaan Pasca-Pemecokan:
- Memeriksa kondisi bantalan, alat penambat, dan geometri jalan rel untuk memastikan tidak ada penyimpangan akibat pemecokan.
Profil Balas dan Pemadatan:
- Profil balas diperiksa dengan mesin PBR/SSP dan pemadatan dilakukan pada permukaan balas menggunakan mesin VDM.
Dengan peran dan prosesnya yang penting dalam pemeliharaan jalan rel kereta api, MPJR MTT turut membantu memastikan keselamatan dan kenyamanan perjalanan bagi penumpang serta efisiensi operasional bagi operator kereta api. Proses pemecokan tidak hanya menjamin kualitas jalan rel yang optimal tetapi juga memastikan keselamatan operasional kereta api. Dengan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan, perawatan jalan rel dapat dilakukan secara efisien dan efektif, meminimalkan gangguan pada sarana maupun prasarana kereta api dan memperpanjang masa pakai konstruksi jalan rel.