Sejarah Kelam Jembatan Sakalimalas Bumiayu

Sedang Trending

Sejarah Kelam Jembatan Sakalimalas Bumiayu

Kereta api fajar utama yogyakarta berjalan melintasi jembatan sakalimalas berlatar gunung di bumiayu
CC201-67 KA 115 Fajar Utama berjalan melewati jembatan Sakalimalas Bumiayu.
Foto: Flickr

Sejak sekitar tahun 1914an sebuah jembatan berarsitektur belanda berdiri sangat kokoh di atas Sungai Keruh Bumiayu. Jalur lintas tengah ini menjadi jalur vital bagi Kereta Api Jakarta-Solo dengan 16 kereta penumpang dan 4 kereta barang lainnya setiap hari. Lebih dari setengah abad kemudian, tepatnya pada 18 Maret 1972, sesuatu yang tak terduga terjadi pada jembatan yang dikenal dengan nama sakalimalas atau sakalibel tersebut.

Suatu ketika pada Sore hari sekitar Pukul 16.30 WIB Hujan deras melanda sekitar wilayah Bumiayu, dan menciptakan situasi yang genting ketika Kali Keruh meluap tepat di bawah Jembatan Sakalibel. Terdengar suara gemuruh disertai guncangan yang sangat keras. Membuat salah satu warga untuk mencari sumber suara tersebut. Dasori, salah satu warga dari Desa Adisana mengetahui bahwa salah satu pilar jembatan tersebut runtuh tidak lama setelah KA Cepat Solo relasi jakarta-solo melintas. setelah mengetahui kejadian tersebut lalu Dasori bergegas memberi kabar kepada Bau Ramli, kepala dusun setempat. Lalu Bau Ramli segera menghubungi sekretariat Desa Chaeruddin dan mengumpulkan beberapa warga untuk membuat pos di pinggir rel kereta api. Sedangkan Dasori bergegas pergi menerjang derasnya hujan menuju ke Stasiun Bumiayu untuk memberi kabar kejadian runtuhnya pilar jembatan tersebut. Bau Ramli serta beberapa orang dan Polisi bergegas menuju Stasiun Kretek untuk menghentikan Kereta Api dari arah Purwokerto menuju Bumiayu. 

peta jalur kereta api
Jarak antara Stasiun Bumiayu dan Kretek
Google Maps

Sayangnya, KA Djaja III relasi Surabaya-Gambir dari arah Purwokerto sudah berjalan langsung di Stasiun Kretek menuju Bumiayu sebelum Ramli dan yang lainnya tiba di Stasiun Kretek, usaha mereka pun tidak membuahkan hasil. KA Djaja III tersebut dengan cepat mendekati lokasi perkara, melewati beberapa pos yang dibuat oleh warga setempat. Namun Masinis tidak menghiraukan tindakan warga tersebut. Dalam suasana hujan yang turun begitu deras, warga di pos terakhir tetap bersemangat bekerja sama berjibaku untuk berusaha memberi tanda bahaya dan memberhentikan jalannya KA tersebut.

Keberanian warga Adisana tergambar saat mereka memberikan tanda bahaya kepada Masinis KA Djaja III, mencegah malapetaka besar yang mungkin terjadi dan merenggut ratusan nyawa.
Keberanian warga Adisana tergambar saat mereka memberikan tanda bahaya kepada Masinis KA Djaja III, mencegah malapetaka besar yang mungkin terjadi dan merenggut ratusan nyawa.
(Sumber: Alik Setiawan)

Setelah beberapa pos dilewati, Masinis pun menyadari ada hal yang tidak beres di depan. Beruntung, sang Masinis pun berhasil memperlambat laju kereta hingga memberhentikan Kereta yang dibawanya. Setelah Masinis mengetahui peristiwa tersebut dan jembatan tidak dapat dilalui, kemudian Masinis berkoordinasi dengan ASP dan pihak Stasiun terkait untuk Mendorong mundur rangkaian KA Djaja III kembali ke Stasiun Kretek yang berjarak sekitar ±8 KM dari lokasi kejadian. Langsir mundur ini bertujuan untuk mengamankan rangkaian Kereta Api dari petak jalan yang tidak aman.

Setelah beberapa hari, tepatnya pada 28 Maret 1972 Pemerintah Pusat mengapresiasi keberanian enam warga Adisana, diantaranya Dasori, Bau Ramli, Chaeruddin, Rakub, Rais, dan Tjatam. dengan memberikan hadiah berupa uang tunai sebesar Rp. 30.000 (pada waktu itu nominal tersebut terbilang cukup banyak), piagam penghargaan, dan tiket KA gratis semua jurusan selama 6 bulan. Presiden Soeharto juga turut memberikan apresiasi dengan menghadiahkan 6 ekor kerbau untuk keenam orang tersebut.

Menteri Perhubungan Frans Seda menandatangani sebuah piagam. Panggung sederhana didirikan di pinggir rel untuk acara ini.
Menteri Perhubungan Frans Seda menandatangani sebuah piagam. Panggung sederhana didirikan di pinggir rel untuk acara ini.
(Sumber: Perpusnas)

Menhub Frans Seda berpidato, dengan latar belakang SD N 1 Adisana
MENHUB Frans Seda berpidato, dengan latar belakang SDN 1 Adisana
(Sumber: Perpusnas)

Enam orang warga dan perangkat desa Adisana yang mendapat penghargaan
Enam orang warga dan perangkat desa Adisana yang mendapat penghargaan.
(Sumber: Perpusnas)

Desa Adisana sendiri tidak luput dari apresiasi. Sebagai bentuk hadiah kepada warga Desa Adisana, Pemerintah Pusat mendirikan sebuah Sekolah Dasar. Beroperasi dengan nama SD Djaya, yang terinspirasi dari nama kereta, KA Djaja III. (sekarang menjadi SD Negri 1 Adisana). Sekolah Dasar ini masih berdiri hingga saat ini dan terletak sekitar ±15 meter dari rel KA, tidak terlalu jauh dari rel kereta api. Bukan hanya itu, Pemerintah juga mendirikan monumen simbolis Berwujud Pak Tani yang memperagakan sedang menghentikan KA, namun monumen ini tidak bertahan lama serta kurangnya dokumentasi yang tersisa.

Prasasati yang masih ada di SD jaya  sebagai bukti akan keberanian masyarakat bumiayu *Prarsati masih dalam ejaan lama
Prasasati yang masih ada di SD jaya, sebagai bukti akan keberanian masyarakat Desa Adisana. Prarsati terlihat masih dalam ejaan lama.
(Sumber: Perpusnas)

SDN 1 Adisana dengan latar belakang Jembatan Sakalibel
SDN 1 Adisana dengan latar belakang Jembatan Sakalibel
(Sumber: Perpusnas)

Menhub beserta rombongan duduk di ruang kelas SD N 1 Adisana. Nampak panggung acara di latar belakang
MENHUB beserta rombongan duduk di ruang kelas SDN 1 Adisana. Nampak panggung acara di latar belakang
(Sumber: Perpusnas)

Foto lama dengan background jembatan Sakalimalas tempo dulu *Sumber Foto dari Bpk. Agus Taufik , Blere Adisana Bumiayu Keterangan Foto: dalam foto tersebut merupakan para siswa SD jaya Angkatan awal, bisa dilihat dari seragam dan tidak bersepatu dan para guru termasuk dalam foto tersebut Bpk. Agus Taufik
Dalam foto tersebut merupakan para siswa SD jaya Angkatan awal, bisa dilihat dari seragam dan tidak bersepatu dan para guru
Foto: Agus Taufik

Juli 1972, Kementerian Perhubungan dan Perusahaan Nasional Kereta Api (PNKA) merespons cepat, memulai proses perbaikan jembatan, yang berlangsung selama tiga bulan penuh dengan penggantian tiang menggunakan rangka baja dan penggantian jalur rel baru. Menggantikan tiang serta rangka besi. Puncaknya, Menteri Perhubungan Frans Seda pada waktu itu meresmikan pilar jembatan baru pada 16 Juni 1972, seiring dengan peresmian SD Djaya Adisana. Warga Adisana dijamu dengan jamuan makan istimewa oleh Perusahaan Nasional Kereta Api (PNKA) dari kereta khusus, memberikan pengalaman kuliner yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya.

Dokumentasi proses perbaikan tiang jembatan Sakalimalas yang roboh akibat banjir *Sumber Foto, Bpk. Agus Taufik
Dokumentasi asli proses perbaikan tiang jembatan Sakalimalas yang runtuh 
Foto: Agus Taufik

Kondisi di sekitar pilar yang runtuh. Nampak bongkahan pilar di sisi kanan pilar baru, bergeser sekitar 50 meter dari posisi aslinya
Kondisi di sekitar pilar yang runtuh. Nampak bongkahan pilar di sisi kanan pilar baru, bergeser sekitar 50 meter dari posisi aslinya
Foto: Harriman Widiarto

Rangkaian KLB bersiap melintasi jembatan
Rangkaian KLB Ujicoba bersiap melintasi jembatan Sakalimalas
(Sumber: Perpusnas)

Meskipun dokumentasi visual sulit ditemukan, partisipasi warga dari berbagai wilayah, termasuk Ajibarang, tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari peristiwa tersebut. Meskipun patung simbolis Pak Tani sebagai pengingat penyelamatan kereta api kini telah hilang, cerita heroik ini terus dikenang oleh berbagai generasi Desa Adisana, menjadi bukti nyata apresiasi terhadap keberanian individu, solidaritas, dan kebaikan yang membentuk kejadian bersejarah ini. Menjadikan Tiang Besi dan SDN 1 Adisana sebagai saksi bisu atas ketangguhan dan keberanian warga setempat Desa Adisana. Meski patung simbolis telah hilang dan tidak membekas, artikel ini berupaya merawat dan melestarikan sejarah yang berkaitan, membangkitkan kepedulian masyarakat dalam menjaga warisan sejarah yang tak ternilai.

Author

Portal Eksplorasi Artikel dan Galeri mengenai Kereta Api

Posting Komentar

Mohon gunakan bahasa yang baik dan sopan dalam berkomunikasi. Terima kasih atas kritik dan saran yang diberikan!

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak