Industri Kereta Api (Persero), atau yang dikenal sebagai INKA, telah mencatat pencapaian gemilang dengan pengembangan lokomotif terbaru mereka yang dinamai CC300. Langkah ini merupakan bagian dari misi Kementerian Perhubungan yang dimulai tujuh tahun lalu, dan kini, inovasi tersebut telah memasuki tahap implementasi yang menjanjikan. CC300 merupakan lokomotif pertama yang diproduksi oleh anak bangsa, tepatnya oleh PT Industri Kereta Api (INKA) di Madiun, Jawa Timur. Lokomotif ini menggunakan mesin diesel dengan transmisi hidrolik pertama dalam keluarga lokomotif dengan susunan bogie CC yang normal di Indonesia. Lokomotif ini memiliki daya mesin yang sedikit lebih besar dibandingkan dengan pendahulunya, yaitu CC206, yang saat ini dioperasikan oleh KAI. Dengan daya mesin sebesar 2500 horsepower (hp), CC300 mampu memberikan kinerja yang lebih tangguh.
Pada tahun 2009, Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan memesan lima unit lokomotif CC300. Setelah empat tahun berlalu, INKA yang berbasis di Madiun, Jawa Timur, berhasil menyelesaikan pengembangan dua unit pertama dari lokomotif tersebut pada tahun 2013. Namun, tahap uji coba dan penyempurnaan teknologi masih diperlukan sebelum dilakukan serah terima. Lokomotif ini sendiri dibuat untuk memenuhi pesanan dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang berkeinginan membuat lokomotif khusus penarik rangkaian kereta api (KA) ekonomi bersubsidi / Public Service Obligation (PSO). Saat itu, semangat Kemenhub adalah ingin memberikan pelayanan yang baik untuk kereta api ekonomi, sehingga selain CC206, pemerintah juga menganggarkan pembelian kereta-kereta kelas ekonomi baru, walau akhirnya aset-aset ini dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Lokomotif CC300 ini diproduksi sebanyak 5 unit, dengan rincian 3 unit pada tahun 2012 dan 2 unit pada tahun 2014. Perbedaan mencolok terdapat pada bagian muka lokomotif dan skema cat yang digunakan. Untuk lokomotif buatan tahun 2012, di bagian muka hanya memiliki 2 kaca, sedangkan 2014 memiliki 4 kaca; 2 kaca depan dan 2 kaca di bagian pinggir. Sementara itu, Untuk urusan skema cat lokomotif CC300 12 01 – 03 hanya menggunakan warna merah polos tanpa logo Perhubungan pada awalnya, sedangkan pada CC300 14 01 – 02 terdapat garis merah dan putih pada bagian samping badan lokomotif lengkap, dengan logo Perhubungan di bagian samping kabin lokomotif. Keunggulan utama dari CC300 adalah kemampuannya untuk tetap melaju bahkan dalam kondisi banjir. Sistem kelistrikan terintegrasi dengan penggerak diesel hidrolik yang diletakkan di bagian atas lokomotif memungkinkan kereta untuk terus beroperasi meskipun rel tergenang air setinggi 1 meter. Hal ini menjadikan CC300 lebih unggul dibandingkan dengan lokomotif sejenis buatan Amerika Serikat yang memiliki sistem kelistrikan di bagian bawah, yang rentan terkena gangguan saat terjadi banjir.
Dapur pacu CC300 ini sendiri ditenagai oleh mesin diesel buatan Caterpillar dengan tenaga keluaran sebesar 2500 HP dan traction effort sebesar 270 kN dan mampu dipacu hingga kecepatan maksimum 120 km/jam. Selain itu, CC300 ini menggunakan transmisi hidrolik dari Voith. Salah satu keunggulan utama lokomotif CC300 dan yang membuatnya unik adalah hadirnya generator set (genset) listrik buatan Caterpillar dengan tipe CAT C18. Dengan hadirnya Genset CAT C18 ini, rangkaian KA penumpang yang ditarik oleh lokomotif ini tidak perlu ditambah kereta pembangkit lagi ke dalam rangkaian. Tak hanya itu, CC300 juga dilengkapi dengan genset di dalamnya, menghilangkan kebutuhan untuk menarik gerbong khusus genset. Diesel ini berfungsi untuk menyediakan listrik bagi berbagai fasilitas elektronik di dalam kereta, seperti penerangan dan pendinginan udara. Selain itu, untuk meningkatkan kenyamanan masinis, lokomotif ini dilengkapi dengan kamera monitor pengintai yang memungkinkan mereka untuk mengawasi keadaan di sekitar lokomotif tanpa perlu menoleh ke belakang.
08 Juni 2012 menjadi tanggal bersejarah bagi lokomotif ini. Pasalnya, pada tanggal tersebut lokomotif ini melakukan uji coba dinamis pertamanya di lintas raya. Lokomotif ini diuji coba ‘berlari’ tanpa menarik rangkaian kereta dari Madiun hingga Walikukun sampai kembali ke Madiun. Umumnya, pengujian perdana akan menggunakan unit dengan nomor teratas, namun tidak untuk lokomotif ini, CC300 dengan nomor urut dua-lah yang menjalani pengujian perdana di lintas raya menurut keterangan salah seorang pegawai INKA. Lokomotif ini berangkat dari stasiun Madiun pada pukul 10.55 WIB dan kembali dari Walikukun pada pukul 13.30. Masih belum diketahui mengapa CC300 12 02 yang mengawali uji coba lokomotif made in Madiun ini. Sebulan setelah pengujian pertamanya, lokomotif ini akhirnya diuji dengan menarik rangkaian kereta. Kali ini, CC300 diuji dengan menarik lima kereta Kedinasan milik DitjenKA dengan relasi Madiun – Nganjuk PP. Rangkaian kereta tersebut berangkat dari Madiun pukul 10.00 dan kembali dari Nganjuk pukul 13.00 WIB. Rute Madiun – Nganjuk ini dipilih karena mempunyai karakter lintas yang berbeda, tidak hanya lintas datar tetapi juga memiliki beberapa tanjakan sehingga bisa digunakan untuk menguji kemampuan lokomotif CC300 dalam menghadapi tanjakan. Dalam pengujian tersebut lokomotif CC300 menjalani serangkaian pengujian seperti uji kecepatan maksimum, akselerasi, pengereman maupun pengereman darurat (emergency break), dan sebagainya. Rintangan demi rintangan terlewati, sang lokomotif buatan anak bangsa ini pun akhirnya mampu melaksanakan semuanya dengan lancar, semua sistem berjalan dengan baik, dan mampu dioperasikan dengan lancar dari kedua kabin masinis.
Lima unit lokomotif ini tercatat juga beberapa kali melakukan beberapa pengujian dengan rute Madiun – Surabaya – Malang – Madiun , Surabaya – Malang PP. Desas-desus kepindahan CC300 ini ke pulau Sumatera sempat menjadi isu hangat di kalangan pencinta KA (Railfans) tanah air. Lokomotif yang sempat ‘menganggur’ tanpa ada kejelasan, menjadi tanda tanya besar bagi para railfans, “Kapan lokomotif tersebut akan digunakan untuk operasional?” Tak lama, desas-desus tersebut akhirnya menemui titik terang. Pada tanggal 23 Februari 2016, DJKA akhirnya mengirim 1 unit lokomotif CC300 dengan nomor CC300 14 01 ke Divisi Regional (Divre) 1 Sumatera Utara (SU) untuk membantu proyek reaktivasi jalur dari Binjai hingga Besitang sebagai bagian dari proyek Jalur KA Lintas Sumatera. Lokomotif ini dikirim melalui jalur darat terlebih dahulu dari Madiun menuju Surabaya untuk selanjutnya dikapalkan menuju Medan melalui pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Lokomotif tersebut dikirim dari Madiun dengan ditarik oleh lokomotif CC201-108 milik PT KAI. Dalam pengiriman tersebut, satu unit KA Inspeksi (KAIS) Kaldera Toba turut serta dikirim menuju Medan. CC300 14 01 dan KAIS Kaldera Toba tersebut berangkat menuju pelabuhan Belawan, Medan pada tanggal 27 Februari 2016 setelah sebelumnya dilakukan pengecekan di Surabaya.
Tak hanya CC300 14 01 saja yang dikirim ke tanah Sumatera, sang adik, CC300 14 02 juga dikirim ke Sumatera tapi tidak mengikuti sang kakak. Jika sang kakak dikirim ke Tanah Deli, sang adik dikirim ke Bumi Ruwa Jurai yaitu Lampung. Pengiriman ini terbilang cukup mengejutkan, pasalnya tanpa ada kabar yang berhembus sebelumnya tiba-tiba lokomotif tersebut sudah berada di pelabuhan Panjang, Lampung pada tanggal 15 Juni 2016 lalu diangkut ke stasiun Pidada menggunakan truk trailer. Setelah 2 hari berada di Stasiun Pidada, lokomotif ini dipindahkan menuju dipo lokomotif Tanjungkarang via rel dengan ditarik lokomotif. Berhembus kabar bahwa lokomotif ini akan digunakan untuk keperluan dinas Kemenhub di wilayah Divre 3 Palembang dan Divre 4 Tanjungkarang. Walau serangkaian uji coba terus dilakukan, dinasan resmi si lokomotif merah ini masih belum jelas.
Akhirnya pada tanggal 16 Juni 2014, “Semut Merah” alias CC300 ini mengawali dinasan resminya tanpa embel-embel uji coba dengan menarik rangkaian kereta api luar biasa (KLB). KLB ini digunakan untuk menjemput rombongan anggota MPR RI di Solo yang akan melakukan kunjungan ke PT INKA di Madiun, Jawa Timur. Lokomotif yang berdinas kala itu adalah CC300 12 01 traksi ganda dengan CC300 14 01 untuk membawa rangkaian kereta kedinasan milik Kemenhub. KLB tersebut berangkat Madiun pada pukul 01.15 dini hari untuk mengirim rangkaian ke Solo dan tiba kembali di Madiun pukul 09.35 WIB. Selain itu CC300 juga pernah digunakan untuk menarik rangkaian kereta yang dipesan oleh rombongan Kodam V Brawijaya untuk pulang dari Madiun dengan tujuan Surabaya. Tak hanya berdinas sebagai penarik kereta penumpang, ketika angkutan Lebaran tahun 2017, 3 unit lokomotif CC300 dikirim menuju beberapa dipo lokomotif yang juga menjadi tempat crane bernaung yaitu dipo lokomotif Solo Balapan, Cirebon, dan Bandung sebagai lokomotif posko (lokpos) untuk menarik crane jika ada peristiwa luar biasa hebat (PLH) yang mengharuskan unit crane keluar “kandang’ untuk bertugas. Ketiganya dikembalikan menuju Madiun pada awal bulan Juli 2017 setelah masa angkutan lebaran selesai.
Belakangan ini, si merah dari Madiun ini sempat menjadi trending topic di kalangan para Railfans. Pada Senin (06/11), lokomotif dengan julukan “Semut Merah” ini mengukir peristiwa bersejarah, dengan menginjakkan roda besinya di wilayah Daerah Operasi 1 Jakarta. Sebuah momen yang sangat ditunggu-tunggu oleh semua railfans yang berdomisili di wilayah Daop 1. Bagaimana tidak, semenjak dibuat pada tahun 2012 silam, lokomotif ini hanya keluar dari pabrik dan berjalan-jalan di sekitaran Daop 7 dan 8 untuk menjalani serangkaian uji coba, dan hanya sesekali berdinas keluar dari dua wilayah tersebut. Setelah 5 tahun, usai sudah penantian tersebut. Lokomotif ini akhirnya ditugaskan untuk membawa rangkaian kedinasan menuju Jakarta yang selanjutnya digunakan untuk mengantar rombongan Kemenhub bersama dengan KAI dan Japan International Cooperation Agency (JICA) guna mengadakan survei KA semi cepat Jakarta-Surabaya yang melewati jalur utara keesokan harinya. Seluruh kalangan railfans di wilayah Daop 1 berbondong-bondong mengabadikan datangnya lokomotif langka ini di Jakarta. Mereka rela menunggu hingga malam hari meskipun mereka tahu kalau Kereta Luar Biasa (KLB) mengalami kelambatan yang cukup parah demi dapat mengabadikan lokomotif yang baru pertama kali ini berkunjung ke Jakarta. KLB dengan nomor KP/10739 ini tiba di stasiun Jakarta Kota pada pukul 21.09 terlambat sekitar 2 jam dari jadwal. Tak berakhir di situ saja, keesokan harinya ketika KLB berangkat dari Gambir menuju Surabaya, para railfans juga tak kalah heboh. Mereka yang tidak bisa mengabadikan pada hari sebelumnya pun berbondong-bondong menuju spot foto andalan mereka untuk mengabadikan momen yang sangat jarang sekali terjadi ini.
Harapan para railfans agar lokomotif ini bisa berdinas kereta api reguler tampaknya akan sangat sulit terwujud. Sebab ke depannya, selain untuk menarik kereta inspeksi, Kemenhub akan mengoperasikan lokomotif CC300 guna mendukung proyek-proyek pembangunan dan perawatan prasarana di Indonesia, seperti jalan rel. Jadi bagi kalian, selalu bersiagalah dengan info-info perjalanan KLB, karena bisa jadi hanya saat itu saja kalian bisa melihat sendiri CC300 di lintas! Dengan berbagai inovasi canggih yang tertanam di dalamnya, lokomotif CC300 menjadi tonggak baru dalam industri kereta api di Indonesia. Diharapkan, kehadiran ini tidak hanya meningkatkan efisiensi dan keandalan layanan kereta api, tetapi juga membuka peluang untuk lebih banyak lagi inovasi di masa depan.