Pada pertengahan dekade 1970 tersebut, terjadi insiden pembunuhan terhadap seorang asisten masinis oleh masinisnya sendiri yang kala itu diduga terjadi karena masalah pribadi. Perselisihan yg menurut beberapa sumber diakibatkan oleh masalah wanita itu, diakhiri dengan sangat mengerikan. Kepala sang asisten masinis dimasukkan ke exhaust fan yang terletak di ruang kabin mesin hingga kepalanya terputus dan meninggal seketika. Setelah asistennya tewas, sang masinis yang telah melakukan pembunuhan tersebut juga memutuskan untuk mengakhiri hidupnya di lokasi kejadian. Peristiwa pembunuhan dan bunuh diri itu terjadi tepat di dalam loko BB 301 27.
Setelah kejadian mengerikan itu terjadi, walaupun pihak kereta api mencoba menutupinya, namun pada akhirnya kasus tersebut diketahui banyak orang. Apalagi, banyak kejadian janggal terjadi di lokomotif tersebut yang berhubungan dengan aktivitas mistis setelahnya. Beberapa laporan menyebutkan kalau ada “masinis tambahan” yang menampakkan dirinya pada masinis asli yang sedang bertugas pada lokomotif sedang dioperasikan tersebut. Tak hanya masinis saja yang merasakan hal mistis ini, tetapi juga dirasakan oleh teknisi yang sedang memperbaiki lokomotif ini. Bahkan, pintu kabin masinis juga pernah terbuka dan tertutup sendiri ketika sedang dalam proses pengecekkan lokomotif.
Tidak hanya itu, pada 1983, lokomotif BB 301 27 yang berdinas di area semen gresik pernah berjalan sendiri dengan tuas rem yang terlepas. Padahal tidak ada satupun kru masinis yang ada didalam kabin saat itu dan lokomotif ini meluncur sampai ke Stasiun Indro, Sidorukun, Gresik. Beruntung, ketika lokomotif BB 301 27 datang di stasiun Indro tanpa ada satu orangpun di dalam kabin masinis, terdapat masinis yang kebetulan berada di stasiun tersebut berhasil melompat dan manarik tuas rem hingga lokomotif ini terkendali dan dapat dihentikan. Tidak hanya di stasiun Indro saja lokomotif ini menghasilkan cerita misterius. Lokomotif ini juga sering terlihat modar-mandir tanpa kru masinis yang ada di dalam kabin pada sekitar tahun 1980, ketika lokomotif ini berada di Dipo Induk Sidotopo. Saat itu, tuas rem yang terdapat di kabin masinis BB 301 27 ini juga terlepas dengan sendirinya dan membuat lokomotif berjalan sendiri hingga terhenti karena menabrak rumah warga yang berada di samping rel.
Salah satu kasus lainnya yang paling terkenal dan membingungkan petugas kereta api kala itu adalah saat lokomotif ini menghilang tanpa jejak dan tidak ada satupun yang melihat kapan dan kemana lokomotif ini pergi. Kejadian ini terjadi pada tahun 1990-an, demi menemukan lokomotif ini, petugas sampai harus mencari ke Stasiun Malang, Madiun, hingga Jember, namun hasilnya nihil. BB 301 27 tidak ditemukan di stasiun stasiun tersebut. Hingga pada akhirnya lokomotif ini ditemukan di Stasiun Benteng Surabaya. Para pegawai stasiun Benteng yg tidak tau loko itu datang dengan sendirinya, awalnya mengira kalau lokomotif BB 301 27 ini mulai didinaskan sebagai kereta api pelangsir untuk wilayah Stasiun Benteng. Barulah setelah pihak stasiun Benteng mendengar cerita bahwa lokomotif ini berjalan sendiri tanpa kru masinis, akhirnya lokomotif BB 301 27 ini dipulangkan kembali ke Dipo Induk Sidotopo.
Lokomotif BB 301 27 ini diketahui juga pernah berjalan sendiri saat berada di stasiun Solo Jebres, dan baru berhenti setelah lokomotif ini menghantam badug (jalur buntu) di Stasiun Palur. Akibat seringnya mengalami hal diluar nalar, beberapa para pegawai Sidotopo yang percaya dengan hal hal mistis sering mengadakan upacara ritual untuk ruwatan kereta api BB 301 27 ini. Sepuluh tahun menghuni Dipo Sidotopo dengan segala kisah mistisnya, akhirnya lokomotif ini dipindahkan menuju Dipo Lokomotif Madiun (MN) tepatnya pada tahun 1995. BB 301 27 terakhir berdinas pada tahun 2005 saat itu kondisinya sedang Tidak Siap Operasi (TS0) dan akhirnya lokomotif ini harus pensiun pada tahun 2006 setelah 42 tahun mengabdi di jagat perkeretaapian Indonesia. Lokomotif BB 301 27 ini kini disimpan di kebun belakang Balai Yasa Pengok, Yogyakarta. Kisah mistis yang tersebar tentangnya juga seakan bersih dan tinggal kenangan saja karena setelah dipindahkan dari Sidotopo, loko ini tidak lagi dikenal angker.