Jembatan Cisomang, menghubungkan Purwakarta dan Bandung Barat, dibangun pertama kali pada 1906 dengan rangka baja dua tiang, evolusinya terus berlanjut hingga generasi ketiga pada tahun 2004 dengan rangka baja dan konstruksi tiang melengkung. Dengan panjang 243 meter dan letaknya di KM 128+400 antara Halte Cisomang dan Stasiun Cikadongdong, jembatan ini bukan hanya simbol kemajuan infrastruktur jalan kereta api, tetapi juga daya tarik wisata yang menarik bagi pengunjung dari berbagai wilayah. Jembatan Cisomang berlokasi di Desa Cisomang, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat. Jembatan ini merupakan penghubung kota Bandung dengan kota Jakarta. Jembatan Cisomang baru diresmikan pada 3 Agustus 2004. Jambatan Cisomang baru tersebut merupakan pengganti dari jembatan Cisomang lama yang telah berusia 100 tahun lebih.
Perbedaan Rute Jembatan Cisomang l (garis merah) dan ll lll (garis putih) Sumber: Google Maps |
Jembatan Cisomang lama generasi kedua masih berdiri di samping jembatan Cisomang baru, namun batang rel dan bantalannya sudah dibongkar. Saat bulan ramadhan tiba, jembatan ini menjadi tempat ngabuburit populer bagi warga sekitar. Meskipun terkenal sebagai lokasi yang menarik untuk berkumpul dan menikmati waktu menjelang berbuka puasa, tetapi jembatan ini juga tempat berbahaya. Dibangun pada masa kolonial Belanda, jembatan ini menawarkan pemandangan indah pegunungan dan lembah yang memikat. Dalam beberapa tahun terakhir, Jembatan Kereta Api Cisomang telah menjadi tujuan favorit bagi warga sekitar untuk ngabuburit, namun risiko kecelakaan dan bahaya jatuh ke dasar sungai dibawahnya tetap ada. Pihak berwenang setempat telah berupaya untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya jika beraktivitas di jembatan ini namun tanggung jawab keselamatan juga ada pada pengunjung untuk selalu waspada apalagi jika ada kereta api yang akan melintas. Jembatan Cisomang, yang merupakan jembatan kereta api yang tertinggi di Indonesia yang masih aktif digunakan. Jembatan Cisomang berdiri sejak jaman Belanda dengan 3 generasi, yaitu
Jembatan Cisomang Generasi Pertama
Pembangunan Jembatan Cisomang Lama. (Generasi pertama) Foto: Wikipedia |
Jembatan ini merupakan jembatan pertama yang dibangun pada zaman kolonial Belanda dan mulai digunakan pada 1906, sama seperti jembatan-jembatan lainnya di lintas Purwakarta - Padalarang. Jembatan generasi pertama hanya digunakan selama beberapa tahun saja karena tanah di sekitarnya labil sehingga sering menyebabkan anjloknya kereta api yang melintas. Sejak tahun 1932, jembatan ini tidak lagi digunakan dan hanya tersisa fondasinya saja. Sisa jembatan saat ini sulit dicari karena letaknya cukup jauh dari dua jembatan Cisomang yang lebih baru. Rel menuju bekas jembatan ini juga telah raib. Kebanyakan masyarakat saat ini cenderung mengetahui Jembatan Cisomang sebagai dua jembatan yang ada saat ini saja, yaitu jembatan generasi kedua dan ketiga saja. Jembatan Cisomang lama dibangun pada tahun 1894 dengan panjang 230 meter dengan ketinggian hampir 100 meter dari dasar sungai Cisomang. Jembatan Cisomang lama bercirikan pilar besi baja yang menjulang tinggi, dengan pondasi beton tertanam 3 meter lebih di kedalaman tanah.
Jembatan Cisomang Generasi Kedua
Jembatan Cisomang Lama (Generasi kedua) ketika masih aktif pada zaman Staatsspoorwegen. Foto: Wikipedia |
Jembatan generasi kedua merupakan jembatan baja yang digunakan sejak zaman Belanda sebagai pengganti jembatan generasi satu yang bermasalah, sampai dengan tahun 2004. Jembatan generasi ketiga merupakan jembatan dengan jalur ganda yang saat ini digunakan. Berdiri sejak 1932, Jembatan Cisomang generasi kedua memiliki panjang 230 meter dengan ketinggian hampir 100 meter dari dasar sungai Cisomang. Jembatan Cisomang lama bercirikan pilar besi baja yang menjulang tinggi dengan fondasi beton tertanam 3 meter lebih di kedalaman tanah. Jembatan ini cukup lama digunakan dari zaman kolonial Belanda sampai dengan masa-masa setelah Indonesia merdeka. Kereta api Parahyangan dan Argo Gede yang diresmikan pada tahun 1971 dan 1995 pun sempat melewati jembatan ini. Karena jembatan Cisomang generasi 2 tidak mungkin dibuat jalur ganda, maka pada tahun 2000 mulai dibangun jembatan Cisomang baru yang selesai pada 2004. Jembatan ini pun tergantikan dengan Jembatan Cisomang baru, generasi ketiga, yang sudah disiapkan untuk memiliki jalur ganda. Setelah jembatan ini dinonaktifkan, rel dan bantalannya pun dicabut. Beberapa tahun setelah jembatan ini dinonaktifkan, rangkanya dicat dengan warna merah (kecuali tiangnya, yang masih menggunakan warna abu-abu). Sampai saat ini, Jembatan Cisomang lama masih berdiri di samping jembatan Cisomang baru.
Jembatan Cisomang Generasi Ketiga
Menjelang Peresmian Jembatan Cisomang lll Foto: Istimewa |
Karena Pemerintah Republik Indonesia menganggap jembatan Cisomang lama sudah terlalu tua dan tidak layak lagi untuk terus digunakan untuk lalu lintas kereta api maka pada tahun 2000-an mulai dibangun jembatan Cisomang baru sepanjang 243 meter yang dikerjakan oleh para ahli konstruksi jembatan kereta api dari Voesp MCE (Austria) mulai tahun 2000 sampai dengan tahun 2004. Jembatan Cisomang baru juga sudah disiapkan untuk jalur ganda kereta api antara stasiun Cisomang dengan stasiun Cikadongdong, meskipun jalur ganda pada petak tersebut baru beroperasi pada tahun 2014. Selama 10 tahun, dari tahun 2004 hingga 2014, jalur dari arah Stasiun Cisomang menuju Jembatan Cisomang masih berupa jalur tunggal yang menggunakan jalur yang sebelumnya menuju jembatan lama. Sementara itu, dari Jembatan Cisomang baru menuju Stasiun Cikadongdong maupun sebaliknya menggunakan salah satu dari dua jalur yang telah dibangun. Jembatan Cisomang generasi ketiga ini menggunakan konstruksi rangka baja yang melengkung ke atas, dan memiliki jalan kecil di pinggir rel yang bisa dilalui oleh sepeda motor dan pejalan kaki. Jembatan Cisomang baru diresmikan penggunaannya oleh Presiden Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri pada 3 Agustus 2004. Meskipun demikian, jembatan ini sudah mulai digunakan sebagai bentuk uji coba sejak beberapa bulan sebelum peresmian. Jembatan Cisomang baru tersebut merupakan pengganti dari jembatan Cisomang lama (generasi 2) yang telah berusia 100 tahun lebih.
Label
Prasarana KA