Pemodifan Kereta Rel Listrik menjadi Kereta Rel Diesel, MCW-104

Sedang Trending

Pemodifan Kereta Rel Listrik menjadi Kereta Rel Diesel, MCW-104

KRD MCW-104 di Depo Bukit Duri
Foto: Frank Stamford

Sebelum era konversi KRL Holec menjadi KRDE pada tahun 2005, terdapat dua buah eks KRL ESS (Elektrische Staatsspoorwegen) yang diubah menjadi KRD pada awal tahun 1970-an, sebuah era yang menarik dalam sejarah perkeretaapian Indonesia. Unit yang tampak gagah itu dinomori MCW-104, dan merupakan hasil rehab dari KRL dengan nomor asli MABW-104. Dengan berat 20 ton, unit ini memiliki kecepatan operasional yang rendah, berkisar antara 20-30 km/jam. Menurut keterangan dari Bapak Daryo Wihardja, seorang pensiunan, unit ini awalnya dirombak menjadi mesin las rel atas perintah dari Kepala Traksi EBT (Eksplotasi Barat), almarhum Bapak Sumardi.

Rehabilitasi dilakukan di Dipo Bukitduri, tempat di mana unit ini kemudian menggunakan mesin Detroit/GM 8V71 dengan daya 60 pk. Karena almarhum Bapak Sumardi naik pangkat menjadi Kepala Eksplotasi Tengah, unit tersebut dipindahkan ke Semarang Poncol setelah perbaikan. Di sana, unit ini tampaknya diproyeksikan untuk dinasan KA Lokal mengingat kode keretanya yang bertanda MCW (Kereta Motor Kelas 3). Namun, mesin Detroit yang digunakan seringkali bermasalah. Meskipun demikian, unit ini mampu mengangkut hingga 100 penumpang.

Unit kedua kemungkinan dimodifikasi di Dipo Bukitduri juga, namun dikirim ke Balai Yasa Yogyakarta untuk modifikasi lanjutan. Mesinnya menggunakan merek Kromhout, jenis 12 T.V120, 12 silinder dengan daya 250 hp. Dengan nomor MCW-200.001, unit ini memiliki keunikan tersendiri dengan kemampuannya berlari hingga 60 km/jam. Namun, nasibnya juga tidak selalu mulus. Unit ini memiliki kelemahan pada sistem pengeremannya, di mana V Belt kompresornya sering mengalami masalah. Hal ini membuatnya sering kehilangan daya karena power contactornya aktif saat kompresor tidak berfungsi. Karenanya, saat berdinas, KRD ini ditambahi satu CR (Kereta Kelas 3 berbody kayu), dan 1 GR untuk membantu pengereman kereta.

Kedua unit KRD "spesial" ini memiliki nasib yang tidak jelas. Ada kemungkinan bahwa unit pertama dirucat di Semarang, sementara unit kedua mungkin dirucat di Balai Yasa Yogyakarta. Bangkai MCW-200.001 masih terlihat di Balai Yasa Yogyakarta pada tahun 1988, namun setelahnya menghilang dari peredaran. Menurut seorang pensiunan, nasib tragis menimpa MCW-200.001 karena kecelakaan kerja di Balai Yasa Yogyakarta. Saat dalam perawatan, tubuh MCW-200.001 dipisahkan dari bogienya. Namun, ketika akan disatukan kembali, tubuhnya terlepas dari derek yang mengangkatnya, sehingga menyebabkan tubuh dan bingkai kereta tersebut melintir.

Misteri nasib akhir kedua KRD "spesial" ini memberikan catatan yang menarik dalam sejarah perkeretaapian Indonesia. Meskipun tidak lagi beroperasi, namun cerita mereka tetap menginspirasi para penggemar kereta api dan sejarah perkeretaapian untuk terus menjelajahi dan mengungkap rahasia masa lalu yang belum terungkap sepenuhnya.

Posting Komentar

Mohon gunakan bahasa yang baik dan sopan dalam berkomunikasi. Terima kasih atas kritik dan saran yang diberikan!

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak