Wesel atau Wissel dalam bahasa belanda merupakan instalasi mekanis rel kereta api yang bercabang untuk memindahkan arah jalan kereta api dari suatu sepur ke sepur yang lain. Lidah wesel terletak di antara rel luar merupakan sepasang rel meruncing yang menempel lurus di ujung wesel. Lidah wesel dapat dipindahkan ke sisi mana saja untuk mengarahkan jalannya kereta api yang akan berjalan lurus atau belok.
Proses ini, dikenal sebagai kereta api menuju jalur belok/lurus, terjadi terlepas dari posisi wesel-wesel, karena roda bakal pelanting mengikuti arahnya lidah wesel berbelok. Roda kereta api, umumnya berbentuk kerucut, diarahkan sepanjang jalur oleh lidah wesel. Saat lidah wesel kiri menempel pada rel lantak, roda kiri dipaksa belok ke kanan, mengarahkan kereta ke kanan. Sebaliknya, jika lidah wesel kanan menempel, roda kanan memaksa kereta berjalan lurus.
Wesel dalam sistem kereta api memiliki jalur lurus dan belok, dapat bercabang tiga, memisahkan jalur, dan berfungsi sebagai simpang. Wesel memungkinkan perpindahan jalur, membentuk sepur simpang, dan memfasilitasi langsiran kereta. Wesel simetri memungkinkan belok ke kiri dan kanan, sementara perawatan wesel menjadi fokus utama anggaran pemeliharaan kereta api.
Wesel lidah-tunggal, diperkenalkan pada jalur rel kayu, Saat pelat rel besi populer pada abad ke-18, wesel besi cor dengan rel paksa menjadi standar. John Curr menciptakan sistem wesel dengan bilah besi tunggal pada tahun 1797, menggantikan desain konvensional dengan engsel pin vertikal. Pada 1808, desain dasar Curr menjadi umum, memperkenalkan efisiensi dalam sistem perkeretaapian. Charles Fox memberikan kontribusi dengan mematenkan penggunaan pegas pada tahun 1838, guna meningkatkan kelancaran pergeseran rel.
Sebelum listrik tersebar luas, wesel di percabangan dikendalikan dari rumah sinyal di pinggir jalur menggunakan tuas yang rumit. Sistem ini juga mengontrol sinyal kereta api, mengatur pergerakan kereta di lokasi tersebut.
Kemudian, Interlocking mekanik diperkenalkan untuk memastikan perubahan sinyal hanya saat wesel dalam posisi aman. Ini berkembang menjadi sistem elektrik terintegrasi, meskipun beberapa jalur masih menggunakan Interlocking kuno pada tempat-tempat tertentu.
Struktur Wesel Kereta api
Divergensi dan panjang wesel dipengaruhi oleh sudut jarum wesel dan kelengkungan lidah wesel. Perhitungan menggunakan rumus dan standar memastikan kestabilan dan keamanan perjalanan kereta api. Sudut jarum dan kelengkungan lidah wesel menjadi dasar desain, menentukan titik perpotongan rel dan arah gerakan roda. Rumus matematis dan standar teknis digunakan untuk menghitung panjang dan penempatan komponen wesel, memastikan operasi optimal dan keamanan. Standarisasi juga memfasilitasi perawatan, memungkinkan penggantian atau penyesuaian komponen dengan mudah sesuai standar. Seiring perkembangan teknologi dan tren perkeretaapian, revisi rumus dan standar mungkin diperlukan untuk memenuhi tuntutan perjalanan kereta api modern. Fokus utama adalah keberlanjutan dan efisiensi operasional dalam pengembangan dan pemeliharaan sistem wesel.
Terdapat empat jenis wesel, yaitu:
Wesel Biasa
Wesel biasa terdiri atas sepur lurus dan sepur belok yang membentuk sudut terhadap sepur lurus. Menurut arah belok sepur beloknya, terdapat dua jenis wesel biasa, yaitu:
- wesel biasa kiri
- wesel biasa kanan
Wesel Dalam Lengkung
Wesel Dalam Lengkung pada dasarnya ialah seperti wesel biasa, tetapi "sepur lurus"nya berbentuk lengkung (disebut sebagai sepur lengkung), sehingga dapat dikatakan bahwa wesel dalam lengkung terdiri atas sepur lengkung dan sepur belok yang membentuk sudut terhadap sepur lengkung. Berdasar pada arah sepur beloknya, terdapat tiga jenis wesel dalam lengkung, yaitu:
- wesel searah lengkung
- wesel berlawanan arah lengkung
Wesel Simetris
Wesel tiga jalan merupakan wesel yang terdiri atas tiga arah sepur. Berdasarkan arah dan letak sepurnya terdapat empat jenis wesel tiga jalan, yaitu;
- wesel tiga jalan searah
- wesel tiga jalan berlawanan arah
- wesel tiga jalan searah tergeser
- wesel tiga jalan berlawanan arah tergeser
Wesel Inggris
Wesel inggris merupakan wesel yang memungkinkan pemindahan empat jalur, dengan masing wesel memiliki dua alat penggerak. Wesel Inggris terbagi menjadi dua jenis, yaitu;
- Wesel Inggris Lengkap (double slip)
- Wesel Inggris Tak Lengkap (single slip)
Supaya wesel dapat berfungsi seperti yang seharusnya, wesel terdiri atas komponen komponen wesel sebagai berikut:
Lidah Wesel
Wesel mempunyai komponen yang dapat bergerak yang disebut dengan lidah. Lidah mempunyai bagian pangkal yang disebut Akar Lidah. Hanya satu lidah wesel dapat menempel pada satu waktu, dikunci secara mekanis, dan dapat dipindahkan menggunakan tuas manusia atau motor wesel. Kerusakan pada wesel dapat mengubah arah kereta dan menyebabkan anjlok. Pemeliharaan wesel dan jalur kereta penting untuk mencegah kecelakaan. Wesel dirancang untuk kecepatan rendah, meskipun modifikasi memungkinkan kecepatan tinggi, seperti pada jalur kecepatan tinggi di Eropa yang mendukung kecepatan 200 km/h atau lebih, bahkan mencapai rekor dunia Prancis pada 2007 dengan kecepatan 560 km/h pada jalur lurus.
Lidah wesel terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:
- Lidah berputar
- Lidah berpegas
Baik pada lidah berputar maupun lidah berpegas, ujung lidah dapat digeser untuk menempel dan menekan pada rel lantak sehingga dapat mengarahkan jalannya kereta api, yaitu dari rel lurus ke rel lurus atau dari rel lurus ke rel bengkok atau dari rel bengkok ke rel lurus. Ujung sudut yang kecil terhadap rel lantak, disebut sudut lidah.
Jarum Beserta Sayap
Untuk memberikan kemungkinan Flens roda kereta api berjalan melalui perpotongan rel dalam wesel dipasang jarum beserta sayapnya. Sudut lancip jarum yang besarnya sama dengan sudut yang dibentuk oleh sepur lurus dan sepur belok disebut Sudut Simpang Arab. Sambungan antara jarum dengan kedua rel dalam atau sisi belakang jarum disebut Akhir Wesel.
Supaya Flens roda dapat melewati potongan rel dengan lancar, maka rel di depan ujung jarum harus terputus. Kemungkinan turunnya roda ke arah bawah pada saat roda berada di atas terputusnya rel tersebut dapat dicegah oleh sayap. Dengan adanya sayap ini maka roda saat berada di atas celah tempat terputusnya rel disangga oleh sayap, baru apabila lebar jarum sudah 30 mm roda akan disangga oleh jarum.
Kemungkinan tertabraknya ujung jarum oleh flens roda kereta api diatasi dengan:
- ujung jarum dibuat lebih rendah dibandingkan dengan permukaan atas rel,
- menetapkan jarak antara rel paksa dengan jarum.
Rel Lantak
Supaya wesel dapat mengarahkan kereta api pada jalan rel yang dikehendaki maka lidah harus menempel dan menekan rel lantak. Potongan melintang rel lantak dan menempelnya lidah pada rel lantak Kira-kira 100 cm di depan ujung lidah, rel-rel lantak disambung dengan penyambung rel seperti pada sambungan rel biasa. Sambungan ini disebut sebagai Awal Wesel.
Rel Paksa
Rel paksa dipasang berhadapan dengan jarum (dan sayapnya). Pada saat roda berada di ujung jarum, di atas terputusnya rel (lihat Jarum dan Sayapnya), kemungkinan ke luamya roda ke arah mendatar dicegah dengan rel paksa. Dengan demikian nama "rel paksa" lebih mengarah pada kemampuan rel dimaksud untuk memaksa roda kereta api tidak ke luar ke arah mendatar. Karena kegunaan rel paksa yang seperti tersebut di atas maka letak rel paksa ialah berhadapan dengan ujung jarum tempat terputusnya rel berada.
Penggerak Wesel
Gerakan menggeser lidah dilakukan dengan menggunakan batang penarik. Kedua lidah bergerak di atas Pelat Gelincir atau Balok Gelincir yang dipasang secara kuat di atas bantalan-bantalan wesel.
Pengatur Perjalanan Kereta Api atau PPKA dapat menggunakan dua metode untuk memindahkan rel, yaitu dengan menggunakan wesel yang dioperasikan secara manual/mekanik, yang dapat dilayani dari lokasi wesel dan ada juga yang dapat dilayani dari meja layanan PPKA, atau menggunakan motor listrik, yang hanya dapat dilayani dari meja layanan PPKA. Supaya pergerakan mekanik lidah wesel berjalan lancar dan bebas masalah, penting untuk memberikan pelumas berupa oli khusus pada lidah wesel. Dalam kereta api kecepatan tinggi, diperlukan transisi yang lebih lama, sehingga memerlukan lidah yang lebih panjang daripada lintasan kereta api kecepatan rendah.
Wesel adalah titik yang rentan membuat kecelakaan kereta api, karena sering terjadi berupa anjlokan, karena masalah di wesel yang tidak berfungsi secara optimal karena usia lidah wesel, gangguan pada motor penggerak wesel, atau terhalang oleh benda asing. Selain itu, biasanya terdapat batasan kecepatan saat melintasi wesel yang sering diabaikan oleh masinis. Wesel juga mudah disabotase karena dengan menaruh benda-benda tertentu di antara rel yang bergerak dapat mengakibatkan wesel tidak bekerja dengan baik bahkan macet. oleh karena itu perlu untuk diawasi secara rutin dari pihak penilik wesel ataupun dari bagian keamanan area stasiun.
Label
Prasarana KA